“Saya betul-betul speechless ketika diminta berkomentar, film ini bagus dan saya khawatir komentar saya justru menurunkan kandungan dari film yang bagus ini,” PD III Teknik USU
“Film Kita vs Korupsi adalah salah satu dari sekian banyak ide pencegahan korupsi, mulanya memang tidak mudah membuat ini karena terbentur masalah dana. Namun setelah dikomunikasikan satu-persatu, ternyata luar biasa, para sineas muda kita bahkan berani free untuk film ini, mereka punya semangat berkontibusi untuk negeri ini,” Tutur Yudi Purnomo Harahap Selaku Staff Departemen Kemasyarakatan KPK saat memandu acara Nonton bareng di gedung Serbaguna Fakultas Teknik USU.
Acara yang diselenggarakan 24 April 2012 lalu ini diinisiasi oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) sekawasan USU dengan menggandeng KPK pusat. Dalam mensukseskan acara ini ketiga komisariat KAMMI di USU yang terdiri dari KAMMI Merah Putih USU untuk zona sosial dan kesehatan, KAMMI Teknik untuk zona fakultas teknik, dan KAMMI Nusantara Untuk zona Fakultas Mipa dan Pertanian berkolaborasi sehingga acaranya pun berlangsung dengan meriah dan sukses. KPK yang saat itu menjadi narasumber diskusi juga tengah melakukan road show pemutaran film ke beberapa tempat di Indonisia, dan kali ini adalah pemutaran film yang perdana di Medan.
Alimul Hadi, Mewakili KAMMI sekawasan USU, dalam sambutan pembukaan menegaskan bahwa KAMMI selaku organisasi mahasiswa pencetak pemimpin masa depan akan selalu membersamai KPK dalam melawan korupsi, KAMMI setuju bahwa bila negeri ini ingin lebih baik, korupsi harus diperangi bersama-sama. Dukungan kepada KPK juga datang dari Pembantu III Dekan Teknik USU, Ahmad Mulia Perwira, yang saat itu hadir bersama para staffnya. Bliau percaya bahwa KPK akan berhasil menindak kasus korupsi perlahan-lahan, walaupun bliau juga mengakui bahwa hal itu tidaklah mudah dan membutuhkan proses yang panjang. Blaiu juga berharap acara-acara KAMMI bisa lebih baik dan lebih menyentuh seluruh kalangan mahasiswa kedepannya, beliau berseloroh “kenapa mesti KAMMI, kenapa gak kita saja? Kan enak kalau kita, bersama jadinya”
Kita Vs Korupsi sangat dekat dengan realita kehidupan, bahkan banyak penonton yang langsung tertegur atau tersindir karena trenyata tindakan koruspi sebenarnya dekat dengan dirinya. Kesuksesan film KPK ini tidak terlepas dari kemunculan aktor-aktor papan atas di dalamnya. Mereka adalah Teuku Rifnu Wikana, Ranggani Puspandya, Nicolas Saputra, Revalina S Temat, Ringgo Agus Rahman, Tora Sudiro, Dominique Diyose, Medina Kamil, Alexandra Natasha, Siska Selvi Dawsen dan Nasha Abigail. Acungan jempol sangat layak untuk aktor-aktor top itu, karena kecintaannya terhadap tanah air mereka tidak dibayar secara komersil. Padahal, di film-film lain aktor setara mereka pasarannya Rp1M untuk sebuah film.
Film “Kita vs Korupsi” merupakan gabungan dari empat film pendek yang masing-masing berdiri sendiri yaitu: “Rumah Perkara”, “Aku Padamu”, “Selamat Siang, Risa!”, dan “Psstt… Jangan Bilang Siapa-Siapa”. “Rumah Perkara” menyindir pemimpin yang diawal rela bersumpah demi Alloh, namun ditengah perjalanan justru keok oleh pengusaha. “Aku Padamu” lebih menyasar anak muda sosialita yang bisa berbuat sesukanya dengan uang, namun tawaran memuluskan urusan di KUA ditolak oleh sang gadis.
“Selamat Siang, Risa!” adalah yang paling menyentuh, para penonton khusunya yang perempuan (akhwat) banyak yang tak kuasa menahan air mata. Kondisinya saat itu benar-benar sulit, Kedua anak Woko sedang sakit, beras di toples sudah tak tampak lagi butirnya. Msein jahit isterinya terpaksa digembol untuk dijual, gaji Woko sebagai administrasi di gudang beras tidaklah cukup di saat krisis Orba Seperti itu. Dan tiga hari lagi harga beras akan dinaikkan pak Harto, ironi dengan Isu Kenaikan BBM yang gak jadi baru-baru ini. Spekulan datang menjadi penawar di saat kering itu, sementara Woko dan anak isteri sedang dalam keadaan lapar. Untuk lebih menariknya memang bagian ini lebih baik ditonton sendiri. Versi trailer film ini dapat dengan mudah di-search di google.
Yang terakhir, “Psstt… Jangan Bilang Siapa-Siapa”, bagian ini paling cocok untuk pelajar dan mahasiswa. Ini memberikan penegasan bahwa sikap-sikap yang sering dijumpai di sekolah ataupun kampus masih banyak yang jauh dari nilai kejujuran dan korup. Terkadang sikap korup itu sudah dianggap biasa sehingga tidak ada perasaan bersalah ketika melakukannya. Hal senada juga disampaikan oleh Ahmad, Beliau mengibaratkan Korupsi itu seperti drugs, Mulanya takut-takut, namun setelah mencoba menjadi mau lagi dan mau terus-terusan, rasanya jadi gak enak kalau ada proyek tanpa ada yang dikorupsi.
Menjelang akhir acara, pertanyaan-pertanyaan diskusi dilontarkan, KPK pun dangan apik dan tegas menyatakan pendapat-pendapatnya tentang pemberantasan dan pencegahan korupsi. Pencegahan korupsi bukan hanya tugas KPK, tapi semua lapisan masyarakat harus turut berperan, mulai dari keluarga sampai institusi yang lebih besar.
Oleh Syahid Ismail
Kabid Infokom PK KAMMI Merah Putih USU