KAMMI Merah Putih USU "Grand opening Gerakan KAMMI Mengajar KAMMI Merah Putih USU (RUMAH KEJAR)"

alhamdulilah progam pemberdayaan masyarakat KAMMI Merah Putih USU "Grand opening Gerakan KAMMI Mengajar KAMMI Merah Putih USU (RUMAH KEJAR)" telah di launching tepatnya 31 maret 2014 di johor, eka rasmi Gg sidodadi delitua, medan..
dihadiri oleh Kepling, ketua KAMMDA medan, dan Ketua KAMMI merah putih USU, disambut dengan sambutan hangat oleh warga dan adik2 yang lucu , kedepanya KAMMI MERAH PUTIH USU akan continue setiap pekan nya dalam kegiatan sosial masyarakat ini..

ini adalah sebagai bentuk dedikasi KAMMI untuk perbaikan umat
‪#‎semangat‬ berkontribusi
‪#‎untukIndonesia‬

Mencari Presiden 2014 Yang Dapat Bersinergi Dengan System Pemerintahan Presidensiil

Mencari Presiden 2014 Yang Dapat Bersinergi Dengan System Pemerintahan Presidensiil
Deklarasi pencalonan Presiden 2014 telah santer terdengar di telinga masyarakat. Sebentar lagi rakyat indonesia akan merayakan pesta demokrasi melalui pemilihan umum yang akan dilaksanakan pada 9 april 2014. Meskipun pemilu baru akan diadakan pada bulan mendatang namun kasak-kusuk para politisi tentang siapa calon presiden Indonesia berikutnya sudah sangat nyaring di telinga. Jika sebagian orang menganggap ini adalah pembahasan yang sia-sia maka saya berpendapat sebaliknya, ini adalah bagian dari pendidikan politik yang sangat penting untuk di kupas. Mundurnya SBY dari jabatan orang nomor satu di indonesia karena telah habis masa jabatannya sudah barang tentu menjadi pintu awal untuk para figur-figur lain yang berkeinginan menduduki kursi RI 1 di negeri ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tokoh-tokoh muda dan tokoh yang berpengalaman mendeklarasikan diri untuk maju dalam bursa pilpres 2014.
     Seperti yang kita ketahui bersama bahwa indonesia menganut sistem  pemerintahan presidensiil, yang dalam hal ini sosok seorang presiden bukan saja hanya menjadi kepala pemerintahan namun juga menjadi kepala negara, menjadi simbol dari sebuah Negara yang bernama Republik Indonesia. Sistem pemerintahan ini juga lah yang coba diterapkan oleh kepala Negara kita saat ini namun sayang ternyata hal itu hanyalah sebuah ilusi. Rekam jejak pemberlakuan system pemerintahan presidensiil di indonesia menunjukkan bahwa presidennya tidak mampu menjadi seorang kepala pemerintahan yang dapat membangun hubungan harmonis dengan perangkat administrasi Negara, apalagi hubungan dengan rakyat yang telah mengantarnya ke kursi RI 1 tentu lebih tragis lagi ceritanya, tak ada peningkatan kesejahteraan untuk rakyat yang benar-benar terwujud yang terjadi hanyalah tingkat kemiskinan semakin melonjak tajam setiap tahunnya.
     Lalu jika selama ini seorang presiden belum mampu menjadi kepala pemerintahan apakah fungsinya sebagai kepala Negara mampu dilaksanakan , jawabannya juga tidak. Masih jelas dalam ingatan kita bagaimana sikap seorang kepala Negara Republik Indonesia menyikapi kasus penyadapan yang dilakukan oleh badan intelijen Australia (DSD) terhadap diri dan aparatur Negara yang ia pimpin, padahal saat itu jelas  posisi seorang presiden adalah simbol dari sebuah Negara yang bernama indonesia. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah bagaimana Negara lain bisa menghormati indonesia jika orang yang menjadi simbol dari Negara tersebut tidak berani menunjukkan sikap perlawanannya terhadap pelanggaran yang telah di tunjukkan oleh Negara asing. Ketidakberanian seorang kepala Negara tidak hanya sampai pada kasus penyadapan melainkan melanglangbuana sampai pada kasus investor asing yang menjarah kekayaan alam indonesia. Kepela Negara indonesia menyerahkan lapangan migas seperti blokcepu, blok natuna, blok Mahakam, Madura, papua dan Newmont pada rezim asing untuk dikelola (rasanya lebih tepat mengatakan untuk dijarah) dan lagi-lagi kebijakan itu tak sedikitpun memberikan angin kesejahteraan untuk rakyat indonesia. Rakyat indonesia hanya menjadi pekerja kasar, menjadi kuli dan sekali lagi menjadi budak bangsa asing karena ketidaktegasan  pemimpin yang mereka coblos di TPS.
     Jika memang ternyata seseorang yang kita coblos saat pemilu hanya membawa kesengsaraan untuk bangsa ini untuk apa kita datang ke TPS, lebih baik tidur-tiduran saja dirumah menikmati libur khusus untuk pesta demokrasi. Tentu tidak seperti itu pola pikir yang ingin kita bangun sebagai anak bangsa yang beradap, ketidak ikutsertaan kita dalam pemilu akan semakin menambah permasalahan bangsa ini karena satu suara kita yang hilang akan semakin membuka jalan untuk figur-figur pemimpin yang sebenarnya tak layak memimpin negeri ini untuk menduduki kursi RI 1. Bagaimana pun kita tetap membutuhkan seseorang untuk memimpin negeri ini. Yang ingin kita cari pada pilpres 2014 ini bukanlah sosok manusia yang katanya nasionalis tapi ketika rahasia negaranya bocor ke telinga Negara asing hanya berani melawan lewat tweeter, ketika saudara sebangsanya menjadi kuli di negeri sendiri untuk rezim asing hanya diam pura-pura tak tahu sambil mengatakan kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Bukan sosok manusia yang katanya menjunjung nilai tinggi pancasila namun ternyata malah merusak moral anak bangsa melalui paham-paham liberalis. Bukan juga sosok manusia yang katanya agamis namun malah tak tahu bagaimana menjalankan sebuah roda pemerintahan. Bukan pula sosok yang oleh media massa digaung-gaungkan bak malaikat yang blusukan sana sini tapi tak pernah jelas kerja yang terealisasi apa.
     Presiden 2014 yang rakyat indonesia butuhkan adalah sosok manusia yang benar-benar menyesuaikan dirinya dengan konsep sistem pemerintahan presidensill yang mampu menjalankan fungsinya sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara.  Figur pemimpin yang nasionalis, agamis, menjunjung tinggi nilai pancasila serta paham benar bagaimana harus menggerakkan roda pemerintahan indonesia ke depannya sebenarnya ada dalam bursa capre 2014. Jadi masih premature rasanya jika sekarang telah berpikir untuk golput karena masih banyak bursa koalisi yang akan tercipta pada pemilu 2014  yang tentunya akan semakin  menyemarakkan pesta demokrasi 2014. Sekarang tinggal kita sebagai rakyat, ingin menjadi pemilih yang cerdas atau menjadi pemilih yang hanya percaya pada pemberitaan media ataupun memilih untuk golput, semua itu kembali lagi kepada pribadi masing-masing tapi yang perlu kita ingat adalah” satu suara akan menentukan ke arah mana indonesia ini akan di bawa kedepannya”.

*) penulis adalah Raihan berasal dari fakultas hukum (Kader KAMMI MP USU/Staff DKP)

Silahkan Pilih Wahai Kader Bangsa



SILAHKAN PILIH WAHAI KADER BANGSA
Sejak dahulu hingga sekarang pemuda merupkan pilar kebangkitan dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan pilar kebangkitan. dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatanya. dalam setiap pemikiran, pemuda adalah pengibar panji-panjinya
(HASAN ALBANA)
Anda tidak akan bermimpi ketika menjumpai sosok manusia yang senantiasa membawa buku dengan kacamata tebal hinggap di indera penglihatanya.Buku yang di bawanya pun beragam. Mulai dari buku kuliah, hingga novel yang sedang ngetrend saat ini. Tidak mustahil juga jika nantinya anda akan melihat sosok wanita berjilbab lebar dan serba tertutup dengan aktivitas sedemikian padat. Hampir di setiap seminar yang diadakan oleh pihak manapun sosok ini akan muncul. Kalimat yang di sampaikan pun senantiasa kalimat-kalimat Tuhan. Anda bisa saja tiba-tiba bertemu dengan pemuda yang menggunakan jeans robek di lutut lengkap dengan baju tokoh salah satu mahasiswa yang sudah lusuh.selalu tampil urak-urakan namun penuh semangat dalam berdiskusi tentang sebah negara. Jangan pula terkejut jika anda melihat sosok mirip artis. Dengan make up tebal dan baju ngetrend . Selalu membawa tas yang berisi alat-alat kosmetik tanpa secarik kertas pun di dalamnya.
Setidaknya hal diatas adalah gambaran kecil dari kondisi kehidupan kampus. Keragaman pola pikir dan gaya hidup ini menjadi salah satu dalil mengapa kampus disebut sebagai miniatur sebuah Negara.semuanya terjadi sesuai dengan pilihan-pilihan yang diambil mahasiswa itu sendiri. Ada yang memilih menjadi kutu buku. Kehidupan di bangku kuliah hanya berkutat di kos-kosan dan perpustakaan. Nilai kuliah menjadi orientasi utaman dalam kuliah. Mahasiswa ini kerap di kenal dengan istilah akademis. Ada juga mahasiswa yang sibuk beraktivitas dalam organisasi. Berdiskusi, membaca buku gerakan mahasiswa , berorasi dan berdemo adalah sekelumit kegiatan mahasiswa yang memilih jalan ini. Jika rekan-rekan mahasiswa lanya masih berpikir masalah individu , maka mahasiswa tipe ini  dikenal dengan sebutan aktivis. Ada juga mahsiswa yang tidak memilih kedua tipe di atas. Bangku kuliah hanya diisi dengan kuliah ala kadarnya dan tidak juga aktif di organisasi. Biasanya mahasiswa ini sibuk dengan dirinya sendiri. Asal dirinya senang, mahasiswa tipe ini sering disebut Apatis.
Sama sekali tidak ada paksaan bagi mahasiswa baru dalam memilih ketiga tipologi mahasiswa diatas. Semuanya akan menjadi piihan baik disadari oleh mahasiswa baru itu sendiri atau pun tidak. Pastinya, pilihan anda dikampus akan ikut menentukan jejak hidup anda yang akan datang. Ingin menjadi pemimpin, penonton, pemain, pengkut atau bahkan menjadi pecundang, Semuanya di persilahkan, ruang untuk memilih itu terbuka  lebar-lebar ketika anda kuliah. Silahkan anda pilih WAHAI KADER TERMAHAL BANGSA !

*)Penulis adalah Ibnu Aziz, mahasiswa Fakultas Ekonomi. Aktif di organisasi KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) sebagai Ketum KAMMI Merah Putih USU 2013-2014