Sukarno : Berikan Aku Pemuda
Pemuda harapan
Bung Karno, Presiden RI yang pertama
pernah berkata dalam pidatonya “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan
kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan
dunia” . Kalimat ini sampai sekarang menjadi
sangat terkenal dan sering disebut-sebutkan banyak orang. Apa yang disepakati
banyak orang adalah bahwa seorang pemuda merupakan sosok yang diyakini
kekuatan, kemampuan, kecakapan, dan keterbukaannya akan dunia.
Manifestasi dari ungkapan Sukarno
adalah bangsa yang memiliki sumber daya manusia muda yang tangguh yang
sanggup mengukirkan prestasi-prestasi
yang membanggakan negaranya. Demi menyelesaikan banyak permasalahan dalam kehidupan
berbangsa keterlibatan pemuda sangatlah dibutuhkan.
Pada Agustus 1945, Chaerul Saleh,
Sukarni, dan Wikana menjadi bukti bahwa pemuda merupakan akar semangat yang mampu
menjalarkan gelora kemerdekaan kepada banyak orang. Nyatanya apa yang
diusahakan oleh pemuda-pemudi pahlawan tersebut menghasilkan kemerdekaan
Indonesia yang diperjuangkan oleh bangsa Indonesia sendiri bukan merupakan hadiah dari bangsa manapun . Apa
yang bisa kita bayangkan seandainya tidak ada semangat dari pemuda-pemudi saat
itu?
Pemuda kini
Apa
yang diharapkan Sukarno di masa lalu bukan lah mustahil diwujudkan di masa
sekarang. Yang diharapkan sekarang ini tentunya bukan lah pemuda-pemudi yang
mengangkat bambu runcing atau pun bergerilya melawan penjajah. Jika dulunya
pemuda-pemuda memperjuangkan mimpi kemerdekaan bangsa Indonesia, sekarang
pemuda-pemuda Indonesia menjadi tumpuan harapan bagi kemajuan Indonesia demi
mengisi kemerdekaan puluhan tahun yang lalu. Caranya adalah melalui
prestasi-prestasi dalam bidang pendidikan, seni, olahraga, dan bidang lainnya,
serta berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan positif dan produktif.
Sayangnya, yang terjadi sekarang
ini, banyak sekali pemuda-pemudi Indonesia yang sudah tidak lagi mengenal
sejarah, memahami arti kemerdekaan, dan mencintai negara sendiri. Berbagai
produk-produk asing masuk ke tanah air tanpa kendali, musik ala luar negeri,
mode berpakaian ala luar negeri, pakaian ala luar negeri , dan kebiasaan ala
luar negeri. Dengan mudahnya produk-produk asing tersebut diaplikasikan
pemuda-pemudi Indonesia dalam segala aspek kehidupan. Pada akhirnya para pemuda
kehilangan kepekaan untuk melestarikan kebudayaan tanah air, kehilangan
kecintaannya terhadap pertiwi.
Setiap harinya diberitakan di media
massa, remaja yang terlibat dalam perbuatan-perbuatan kriminal seperti
penggunaan obat-obatan terlarang, free
sex, balapan liar, tawuran, prostitusi dan lain-lainnya. Keadaan ini
sesungguhnya merupakan ironi yang harus dihadapi bangsa Indonesia.
Pemuda-pemuda Indonesia seperti tidak mampu melawan arus dan terpukul ke
belakang oleh perkembangan zaman.
Suatu hari akan banyak pemuda-pemudi
Indonesia yang tidak lagi mengenal orisinalitas dari kebudayaan Indonesia.
Masa-masa muda yang penuh kekuatan cenderung dilalui dengan kegiatan-kegiatan
yang kurang manfaatnya, seperti game
online, social media, tawuran,
kebut-kebutan di jalan raya, dan memakai narkoba. Mestikah hal-hal seperti itu masih mewarnai kehidupan
pemuda-pemudi Indonesia setelah puluhan tahun merdeka?
pemuda untuk bangsa
Pemuda-pemudi
harapan bangsa lahir dari kecintaan kepada bangsanya. Interpretasi dari
kecintaan kepada bangsa adalah daya tumbuh dan kembang dari pemudanya. Dengan
hadirnya pemuda-pemudi yang tangguh, cerdas, cakap, dan professional , bangsa
Indonesia tidak akan membutuhkan waktu yang lama untuk pencapaian-pencapaian
yang dipandang mustahil selama ini.
Perbaikan kualitas pendidikan,
kesejahteraan, dan ekonomi sekiranya perlu diupayakan pemerintah untuk meng-handle masalah-masalah pengembangan
sumber daya manusia yang identik dengan kelambanan reformasi kehidupan
berbangsa. Apabila pemuda-pemudi Indonesia difasilitasi secara lebih baik maka
akan tercipta energi-energi baru yang mampu menggebrak rintangan dalam
memajukan negara.
Ukiran-ukiran prestasi pemuda
Indonesia terpamerkan melalui prestasi yang membanggakan sekaligus mencengangkan . Pada Usia 24 Tahun
Taufik hidayat menjadi juara dunia dengan mengalahkan permain peringkat 1
dunia, Lin Dan di babak final, sehingga menjadi pemain tunggal putra pertama
yang memegang gelar Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade pada saat yang
sama. Ali Khumaeni, seorang mahasiswa Indonesia mendapat penghargaan ilmiah
Great Scientific Exchange 2012 (SCIX 2012), di Kansas City, Missouri, Amerika
Serikat berkat terobosan dalam bidang teknik analisis atom pada usia 29 tahun. Wahyu
Aditya yang masih 27 tahun menjadi pembuat film pertama di dunia yang meraih
gelar International Young Screen Entrepreneur of the Year dari British Council.
Prestasi-prestasi yang diraih oleh
pemuda-pemudi Indonesia tersebut dalam usia muda sejatinya menunjukkan
eksistensi dari ‘pemuda’ yang dimaksudkan Sukarno. Bangsa yang memiliki banyak
pemuda lebih mampu melakukan resolusi-resolusi yang besar.
pemuda pahlawan
Bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghormati jasa pahlawannya . (Sukarno : Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961).
Apresiasi perjuangan dan pengorbanan pahlawan harus mampu ditunjukkan
pemuda-pemudi Indonesia, sebagaimana telah dilakukan oleh Taufik Hidayat, Ali
Khumaeni, dan Wahyu Aditya. Kesempatan untuk menjadi jawara dunia memang tidak
ada pada setiap orang, akan tetapi banyak hal-hal positif yang dapat dilakukan
untuk membuat diri dan lingkungan yang lebih baik.
Apabila pemuda-pemudi Indonesia mau
lebih memaknai perjuangan pahlawan-pahlawan terdahulu tentunya banyak hal yang
mampu dicermati. Pemuda-pemudi yang mengenal sejarahnya tentu akan lebih
menghargai negaranya. Dengan pemahaman tersebut maka menjadi sebuah kewajiban
untuk mengisi kemerdekaan dengan kegiatan-kegiatan positif yang membawa
kemajuan pada kehidupan bangsa dan negara. (hamidah)