Renol Lubis: Refleksi pahlawan masa kini (masa bodo’).


Renol Lubis: Refleksi pahlawan  masa kini (masa bodo’).
Di Indonesia  tanggal 10 November merupakan tanggal untuk memperingati hari pahlawan, namun bagaimanakah bentuk peringatan hari pahlawan yang sebenarnya?. Banyak diantara kita yang menganggap 10 November hanya sebagai hari libur yang sama saja seperti hari minggu atau hari libur lainnya. Di tanggal itu, banyak yang telah mempersiapkan diri untuk pergi liburan atau hanya bermalas-malasan di rumah saja bahkan yang lebih memprihatinkan lagi adalah tidak sedikit diantara kita yang tidak tahu mengapa tanggal 10 November menjadi hari libur. Padahal pemerintah telah menghimbau kita untuk sejenak meninggalkan aktivitas kita pada pukul 08.00 WIB untuk sekedar hening cipta dan berdo’a bagi arwah pahlawan kita yang telah gugur di medan perang, namun tetap saja banyak yang masa bodo’ terhadap hal ini. Mereka lebih mementingkan pekerjaannya sendiri daripada berdo’a sejenak untuk arwah pahlawan yang telah berkorban jiwa dan raga untuk kepentingan orang banyak seperti kita.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang yang menghargai jasa para pahlawannya.
Kalimat ini merupakan perkataan bung Karno yang menunjukkan betapa besarnya apresiasi yang harusnya kita berikan bagi para pahlawan-pahlawan kita. Beliau memberikan sebuah makna jika ingin menjadi bangsa yang besar maka harus menghargai dan mengapresiasi jasa para pahlawan yang telah berkorban bagi kepentingan bangsa. Faktanya, bangsa Indonesia saat ini belum menjadi bangsa yang besar dibandingkan bangsa-bangsa lainnya. Jika kita kaitkan hal ini dengan perkataan bung Karno diatas artinya apakah kita belum menjadi bangsa yang menghargai jasa para pahlawan?. Jika kita melihat bentuk penghargaan pemerintah terhadap para pahlawan dan segala bentuk kepahlawanan bagi bangsa ini sepertinya memang hal ini memang benar.
Kita telah diperlihatkan pada sebuah kasus yang sangat memprihatinkan yakni tentang sebuah kisah hidup Pak Icun yang merupakan pahlawan Indonesia yang kini telah tua renta. Beliau memang mendapatkan piagam tanda jasa veteran, namun apakah beliau dapat bertahan hidup hanya dengan sebuah piagam tersebut?. Nyatanya tidak sama sekali, beliau pun harus bekerja sebagai pengamen untuk mendapatkan sesuap nasi. Kita percaya, pada zaman perang Pak Icun pasti mati-matian untuk ikut dalam merebut kemerdekaan. Namun sekarang Pak Icun harus bekerja mati-matian hanya untuk sekedar bertahan hidup sekedarnya. Apakah pantas seorang pejuang seperti beliau mendapatkan perlakuan seperti ini dari sebuah bangsa ingin menjadi bangsa yang besar?.
Peran mahasiswa sebagai pahlawan perubahan bangsa.
Ada sebuah istilah yang mengatakan “jangan pernah tanyakan apa yang dapat diberikan bangsa ini kepadamu,namun tanyakanlah apa yang dapat kamu berikan pada bangsa ini’, istilah ini harus menjadi dasar pemikiran kita dalam proses perubahan bangsa yang lebih baik lagi. Berbicara mengenai perubahan, pemangku perubahan yang paling vital pastinya adalah pemuda-pemudi dari kalangan mahasiswa. Mengapa demikian?. Mahasiswa merupakan sebuah kalangan yang ‘eksklusif’ dibandingkan dengan pemuda-pemudi lainnya, karena diantara seluruh pemuda-pemudi Indonesia hanya sekitar 5% saja yang berstatus mahasiswa. Dengan berbagai pengetahuan dan wawasan yang diperoleh dari lingkungan kampus, diharapkan mahasiswa dapat menjadi ‘agent of change’ khususnya bagi lingkungan tempat ia tinggal maupun ikut dalam proses perubahan bangsa kearah yang lebih baik.
Namun sekarang telah ada pergeseran tujuan antara mahasiswa zaman dulu dibandingkan mahasiswa zaman sekarang. Mahasiswa dulu tidak terlalu mementingkan IP dan pekerjaan apa yang ia dapatkan kelak setelah bertitel sarjana, tetapi mereka selalu berpikir kritis apakah perubahan-perubahan yang dilakukan oleh kalangan elit politik telah sesuai atau tidak bagi kepentingan bangsa dan kesejahteraan warga Indonesia. Jika kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak sesuai dengan proses perubahan yang baik, maka mereka tidak segan turun ke jalan-jalan untuk menyuarakan perubahan dengan aksi-aksi yang terkadang mendapat perlawanan dari aparat. Mereka tidak peduli apakah aksi mereka akan menimbulkan bahaya bagi mereka, yang mereka tahu adalah apa yang mereka lakukan merupakan demi kepentingan orang banyak dan kebaikan bangsa kearah yang baik.
Sedangkan mahasiswa zaman sekarang hanya berfikir agar mereka cepat-cepat tamat dengan IPK diatas 3,00 dan kemudian memperoleh pekerjaan dengan gaji setinggi-tinginya tak peduli apakah ia bekerja dengan perusahaan-perusahaan milik Negara atau milik asing sekalipun.
Sosok pahlawan masa kini
Kita tidak boleh sibuk mencari siapa sosok pahlawan masa kini yang akan memberi perubahan bagi bangsa ini, namun kita sendirilah yang harus menjadi sosok manusia yang berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa. Tidak peduli latar belakang anda apakah anda seorang mahasiswa, pejabat, guru, atlet, pengusaha, maupun tukang sapu jalanan. Yang terpenting adalah anda peduli akan bangsa ini agar tidak lagi terjajah bahkan oleh bangsanya sendiri.
 Pahlawan masa kini tiada lain adalah sosok diri Anda. Ya, Anda yang sedang melakukan berbagai aktivitas dalam hal menuju kebaikan orang banyak dan kepentingan bangsa. Anda yang sedang memiliki tanggung jawab sebagai khalifah fil ardh. Anda yang  tidak menuding kesalahan orang lain sebagai penyebab dari hancurnya suatu bangsa. Anda yang di dalamnya tercermin akhlak mahmudah atau madzmumah sebagai penentu dari keberlangsungan cita-cita luhur para pahlawan. Anda, sesosok makhluk hidup yang memiliki fikiran dan logika yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT.
Rasul Saw. bersabda: Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin” (HR. Muttafaq ‘Alaih). Artinya, setiap manusia adalah pemimpin. Dengan kepemimpinannya itu, mengakibatkan setiap diri Anda bisa menjadi pahlawan atau sebaliknya, bukan hanya untuk kalangan terdekat seperti keluarga, kerabat, teman, dan lain-lain. Tetapi juga dapat berimplikasi pada masyarakat luas, bahkan bangsa dan dunia.
Oleh karena itu marilah kita saling bahu-membahu berpartisipasi dalam perubahan pembangunan. Jangan kita buat para pahlawan telah berjuang bagi bangsa kita menangis karena jiwa raga yang mereka korbankan menjadi sia-sia karena melihat anak cucu yang mereka selamatkan masa depannya menjadi manusia yang masa bodo’ akan jasa mereka tanpa melakukan apa-apa dalam menjaga kehormatan bangsa.