Devi Itawan: Kita dan pahlawan


  Kita dan Pahlawan
Oleh Devi Itawan

Apa yang ada di pikiran Anda jika saya disebutkan kata pahlawan? Apakah pikiran Anda akan membanyangkan seseorang dengan tubuh atletis yang menggunakan jubah merah serta celana dalam di luar seperti penggambaran tokoh superman dalam komik marvel? Atau yang lebih real, Anda akan membayangkan orang yang berjuang di medan pertempuran demi membela bangsa dan negara? Kedua pernyataan di atas memang tidak sepenuhnya salah, namun juga tidak benar keseluruhan.
            Kata pahlawan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Sedangkan menurut sejarawan senior Indonesia, Anhar Gonggong, Pahlawan berarti orang yang mampu bertindak melampaui dirinya, maksudnya  adalah orang-orang itu sebenarnya bisa hidup enak dan nyaman namun ia lebih memilih menderita demi kepentingan bangsa dan negara. Dari kedua defenisi ini mengisyaratkan kepada kita bahwa yang dimaksud pahlawan bukanlah harus orang yang memiliki kekuatan super seperti superman, atau pula ikut dalam medan pertempuran seperti para pejuang kita terdahulu.
10 november lazim kita peringati sebagi hari pahlawan. Tanggal ini diabadikan menjadi hari pahlawan untuk mengenang peristiwa heroik di Surabaya 67 tahun silam. 67 tahun yang lalu, Bung Tomo dan para pemuda pemberani lainnya berjuang sekuat tenaga demi mempertahankan harga diri bangsa dari rongrongan tentara sekutu di Surabaya. Walau dengan persenjataan yang minin dan tentu tidak seimbang dengan sekutu yang pada waktu itu baru saja memenangkan peperangan Asia timur raya, mereka, para pemuda pemberani Surabaya berhasil menahan serangan Sekutu selama lebih dari dua minggu. Walaupun demikian, tetap saja tidak dapat dipungkiri bahwa Surabaya bersimbah darah. Banyak korban berjatuhan, baik dari barisan pejuang maupun dari rakyat sipil.
Peristiwa di Surabaya bukanlah peristiwa tunggal yang terjadi di Republik Indonesia yang baru berdiri. Banyak peristiwa heroik sejenis yang terjadi merata di hampir seluruh wilayah Indonesia, sebut saja Peristiwa Bandung lautan api, pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area dan banyak lagi lainnya. Mereka yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia ialah mereka yang para pemuda dan mereka yang berjiwa muda. Meski mereka berasal dari suku, ras, agama, dan golongan yang berbeda, mereka tetap memiliki semangat dan tujuan yang sama. Merdeka. Hanya itu tujuan mereka.
Lalu setelah kita merdeka apakah perjuangan telah usai? Tentu saja belum. Kita harus kembali menelisik esensi dari kata merdeka. Saya kira masing-masing dari kita saat ini dapat dengan jelas membuka mata dengan kondisi Indonesia saat ini. Dan kita mungkin mempunyai pandangan yang sama terhadapnya. Bahwa meskipun Indonesia adalah negara yang merdeka dan berdaulat, namun pada realitasnya kondisi Indonesia saat ini tidaklah mencerminkan sebuah negara yang merdeka sebagaimana mestinya.
Lihat saja sekeliling kita. Dapat dengan mudah kita menemukan anak-anak tak dapat bersekolah, orang miskin yang terlantar, pejabat-pejabat korup, dan permasalahan-permasalahan pelik lainnya yang menyandera bangsa ini. Sangat tidak etis jika dengan permasalahan-permasalah yang sedang meyandera negeri ini, Indonesia dikatakan sudah merdeka sepenuhnya. Mungkin dari segi hukum memang benar. Namun realitasnya bagi rakyat Indonesia keseluruhan tentu saja tidak benar.
 Jika Indonesia saat ini belum merdeka, maka tentu akan dibutuhkan pejuang-pejuang yang akan membawa Indonesia kepada kemerdekaan sejati. Siapakah yang mampu membawa Indonesia kepada kemerdekaan sejati? Ya tentu saja kita, para pemuda yang punya semangat berapi-api yang akan melakukannya. Kita merupakan potensi terbesar yang dimiliki bangsa ini untuk membawa bangsa ini ke tingkat yang lebih tinggi. Jika para pemuda angkatan 45 merebut kemerdekaan dari tangan Belanda, maka kini kita akan memerdekakan Indonesia dari kebodohan, kemiskinan, korupsi dan degradasi moral.
Lantas bagaimana caranya? Bagaimana membawa kemerdekaan Indonesia yang sesungguhnya ke hadapan rakyat Indonesia? Menurut saya, ini hal yang mudah dilakukan asalkan kita mempiliki spirit kepahlawanan. Spirit yang saya maksud adalah spirit ikhlas mengabdi, spirit keberanian menembus zona aman, dan spirit  pantang menyerah demi kehidupan rakyat Indonesia yang lebih baik. Dengan spirit itu tanggung jawab berat ini seolah ringan bagaikan kapas.
Jika kita sudah memiliki spirit itu, langkah selanjutnya adalah berbuat sesuatu. Berkontribusi bagi kemajuan rakyat Indonesia. Bila kita hanya membenci dan mengecam keadaan negeri ini, tentu tidak ada yang berubah. Indonesia tidak akan lebih baik jika hanya protes tanpa disertai perbuatan nyata yang mengalir. Kita membutuhkan aksi nyata. Aksi yang dapat dirasakan manfaatnya bagi rakyat Indonesia. Kita bisa berbuat sesuatu sesuai dengan keahlian dan bidang kita masing-masing, melakukan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat banyak, atau mengabdi secara sungguh-sungguh pada profesi kita.
Atau yang lebih baik lagi, kita dapat menghimpun sebuah gerakan yang sifatnya membawa perubahan dan aksi nyata. Seperti yang dilakukan Anies Baswedan dengan mempelopori pencanangan gerakan Indonesia mengajar. Gerakan ini sangat baik sekali, sebab menempatkan sarjana-sarjana muda terbaik Indonesia di garis-garis depan negeri ini untuk mengajar. Dengan begitu, para sarjana selain telah mengabdi pada negara dalam menunaikan janji kemerdekaan, juga akan memberi dampak pada mereka sendiri, akan menginspirasi mereka kelak bila menjadi pemimpin negeri ini. Gerakan ini dapat kita jadikan teladan untuk membuat gerakan-gerakan sejenis yang membawa dampak langsung bagi rakyat Indonesia.
            Sebagai pemuda yang kelak akan memegang estafet kepemimpinan negeri ini, sudah sepatutnya kita berjiwa bak pahlawan. Harus memiliki spirit kepahlawanan. Kita harus menjadi pahlawan tanpa terlebih dahulu diberi gelar oleh presiden. Sebab pahlawan bukan sebatas gelar tetapi bentuk nyata dari kepedulian terhadap Indonesia yang lebih baik. Dan sebagai bagian dari bangsa yang besar ini, sudah seharusnya kita peduli. Peduli terhadap permasalahan-permasalahan yang menyandera negeri ini. Lakukan sesuatu yang membawa perubahan dan perbaikan bagi Indonesia dengan semangat kepahlawanan seperti yang telah diajarkan oleh sejarah.