Muhammad Irsan : Pemudah Berpikir, Indonesia Maju, Pahlawan Inspirasiku


                                       Pemudah Berpikir, Indonesia Maju, Pahlawan Inspirasiku
                                               Tema menulis “ Refleksi Pahlawan Masa Kini”
Menginat hari pahlawan sangat dibanggakan Mengenang jasa dan pengorbanan pahlawan yang tidak mengenal letih memperjuangkan Negara ini. Sungguh besar kan pengorbanan sang pahlawan. Melihat perjuangan mereka dengan modal percaya diri menghasilkan kemenangan ini semua untuk melepaskan kita dari kebodohan para penjajah berengsek itu. Segara cara dan taktik para pahlawan lakukan untuk menyusun strategi yang dibilang kurang efektif. Tetapi tekat,semangat yang ada di pikiran mereka sungguh yakin untuk menang. Yang ada di pikiran mereka hanya la sebuah kata “ Bagaiman Aku Harus Menang Dan Hidup Matiku Hanya Untuk Negaraku ” wah. Sebuah perkataan yang tegas mereke tegak kan serentak mereka lontar kan bersama sama-sama. Dengan modal bambu yang ujung nya mereka ukir menjadi runcing mereka gunakan bambu yang runcing itu untuk melawan penjaja berengsek yang dilihat tidak mungkin mengalahkan penjajah berengsek yang lengkap dengan senjata modren. Tidak mematahkan semangat pahlawan untuk melawan mereka dengan sangat kuat mereka memegang bambu itu mengharapkan bambu itu mengenai dada dan kepala penjajah terkutuk itu.  Peperangan dimulai serangan demi serangan mereka lakukan penjajah berengsek itu maju menyusun barisan penembakan terhadap pahlawan kita.
Satu persatu pahlawan kita mati dengan kondisi mengenakan kepalah tertembak, dada tertembak tidak manusiawi penjaja berengsek itu. Tinggal beberapa pahlawan yang tersisah, terdengar suara dari sudut peperangan allahhuakbar ayo kita serang bertambah semangat para pahlawan. Satu per satu penjajah berengsek itu mati tertusuk senjata andalan rakyat Indonesia apa lagi kalaw bukan bambu runcing. Penjajah itu mundur mengakui kekalahan atas Indonesia akhirnya kemenangan itu berada di tangan rakyat Indonesia tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 11.oo wib hari Jum’at di Jakarta proklamasi dibacakan oleh peresiden suekarno disaksikan dengan penjabat-penjabat tinggi berserta rakyat-rakyat Indonesia  berserta pengibaran bendera merah putih yang hanya di miliki Negara Indonesia.Begitu singkat penulis mencerita sejarah kemerdekaan Indonesia. Kembali kemasa sekarang ini, Apakah kita masih mengingat tanggal 10 November ? Masih adakah pahlawan dimasa kini? Apakah kita sekarang ini dikatakan sudah merdeka? Apakah masih ada pemuda indosesia yang memikirkan Negara ini? . Apakah pola pikir pemuda,rakyat sudah berkembang? Dimanakah peran penjabat tinggi mengurus negri kita ini? . Apakah pendapat si pembaca tentang keadaan Negara ini? 8. Apa peran pemuda saat ini? . Masih adakah keadilan dan peraturan Negara kita  ini? Begitu banyak nya penulis memberi pertanyaan kepada si pembaca, penulis yakin bahwa pertanyaannya sependapat dengan si pembaca.Untuk apa ya si penulis bertanya seperti itu? Pasti si pembaca sudah tau apa jawabanya. Untuk menggerakkan hati para pemuda yang beku terhadap ilmu dan pengetahuan, surve membuktikan hanya beberapa pemuda,masyarakat dan mahasiswa/i yang memperingati tanggal 10 November hanya mengibarkan bendera saja sudah cukup “kata   manyarakat”.
Hanya beberapa mahasiswa di Indonesia yang memperingati hari pahlawan dengan menyalahkan lebih dari 1000 lilin dinyalahkan pada malam hari di kota Bandung. Kampus penulis pun belum perna memperingati hari pahlawan, belum ada nya kesadaran mahasiswa/I terhadap perjuangan pahlawan yang mendirikan negri ini. Padahal harapan bangsa dan pahlawan adalah pemuda, bukan orang asing siapa lagi kalau bukan kita, pemuda yang di berikan ilmu terhadap dosen yang bergelar prof. bahkan Ph.D untuk mengembangkan pola pikir,memberikan ilmu yang mereka dapat dari luar negri sana,diskusi antara kampus bahkan mahasiswa asing. Itu pun masih belum cukup ingat la mencari ilmu itu sampai kapan pun hingga akhir hayat mu.  Masih adahkah pahlawan masa yang peduli terhadap negaranya, sekarang seprti ketulusan pahlawan di masa lalu, tidak sama sekali, mereka baik penjabat tinggi dan pemerintah hanya memikirkan diri sendiri mencari jabatan untuk meningkatkan gaji mereka, bersaing hanya untuk memperebutkan uang yang bukan hak nya dengan kata lain korupsi uang Negara yang nilai rupiah nya tidak bisa diperjuangkan. Yang selalu tidak puas dengan hasil yang iya capai selama ini tidak melihat masyarakat maupun si penulis dan mungkin si pembaca yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Hak mereka  di ambil dengan cara kerjasama antara penjabat satu ke penjabat lain nya (kongkalikong setempat). Saling  menjatuhkan satu sama lain hanya untuk kenaikan jabatan tidak memikirkan masyarakat tentang keadaan mereka”siapa loe,siapa gue itu la moto mereka sampai sekarang.
Mana ada pahlawan masa kini yang gratisan urusan sedikit pakai uang “ seperti kata orang batak “Hepeng yang mengatur Negara on” lucu sekalikan kata-kata ini. Contoh nya saja melamar perkerjaan harus pakai uang (penyogokan) aneh penulis merasa yang bodoh itu siapa yang sebenarnya mau masuk kerja bayar hingga puluhan juta,mau jadi polisi bayar,mau jadi direktur juga bayar,mau jadi PNS bayar, mau  kerja di bank juga bayar,  apa lagi kalau mau masuk universitas negri misalnya fakultas kedokteran yang identik dengan kesehatan mana pun yang ada di indonesia ( FK ) pasti mereka hanya mengandalkan uang nya saja. Bukanya kemampuan mereka yang di utamakan tiba test ting masuk kerja bingung liat soalnya tidak bergerak itu pulpen ,kalaw waktu ujian bisa la nyontek atau ngopek mana bisa berkembang jika seperti ini saat ujian. Tampa berpikir panjang lagi-lagi uang yang berbicara pakai tariff lagi semakin besar uang yang di kasih semakin enak la tempat ia berkerja coba pikirkan la kita yg kerja kita pulak yang bayar apa gunanya nya itu gelar yang lama kita meperjuangkanya kurang lebih 4 tahun. Jadi gelarnya hanya di pakai pada saat penyebutan nama anda agar kesannya membuat anda yakin kalau anda itu bisa.Gak bergunakan kuliya nya rekayasa semuanya merugikan orang tua saja benar kan. Panjang lebar ya penulis bercerita berarti pemudah/mahsiswa/i (pahlawan masa kini ) dikatakan bodoh belum merdeka. Ya kita bisa melihat sampai saat ini masih kah ada kemurnian dalam melaksanakan tugas. Baik tugas Negara maupun tugas lainya, semua nya berengsek hanya memikarkan diri sendiri sok pintar,sok tau lagi macam sudah benar saja mereka.
 Mana pemuda kita yang dibanggakan masyarakat apa mereka masih tidur,masih bengong dan masih bermain game yang autis terhadap Blackberry. Yang autis terhadap lebtop, nongkrong-nongkrong yang gak jalas tujuanya untuk apa dan satu lagi banyak bicaranya tidak ada pembuktian nya.Hallo pemuda/mahasiswa/i jangan terus-terusan seperti itu gak malu kelakuan anda seperti itu,kita itu pemuda/ mahasiswa/i bro yang dibekali dengan ilmu,pengetahuan. Pola pikirnya itu jelas boy sayang jika tidak digunakan, masih ingat kan siapa yang menurunkan pak Suharto iya mahasiswa hebat kan mahasiswa. Apalagi jika kita mempunya satu tujuan dan satu pikiran antara mahasiswa/I satu kemahasiswa lainya untuk melepakan kita baik masyarakat dari kebodohan terhadap Negara ini. Jangan asal sekedar demo yang gak jelas apa tujuanya,jalan di blokkir, merusak apa yang mereka liat, ada yang mulutnya dijahit ,dan ada mahasiswa membakar dirinya hingga mati sebagai hujud partisipasinya terhadap Negara bukan seperti itu caranya tidak berpikir panjang mahasiswa itu gak dapat apa-apa dan bukan dikatakan pahlawan. Penulis bukan bermaksud mengatakan demo itu salah,tetapi cara nya itu yang tidak benar masuk dan berbicara kepada mereka (pemerintah) diskusi apa masalah nya baik-baik tidak perlu menggunakan kekerasan mereka (pemerintah) mau berdiskusi dengan kita mencari pemecahan permasalahan yang di hadapi saat ini.
Jika aspirasi kita tidak di dengar, pendapat kita tidak di dengar maka jalan satu-satunya berontak dengan satu kata yaitu keadilan, bila perlu tembak itu yang menurut kamu dia dari semua masalah ini, contohnya saja gaius tambunan yang mengambil uang Negara lebih dari 2,5 triliun dia ini pantas di hukum tembak mati tapi lemah nya peraturan Negara ini berkeliaran bebas keluar masuk penjara pakai kawal lagi macam tidak bersalah ya di hukum hanya 5-8 tahun saja dan masih banyak lagi tikus-tikus kantor (korupsi) yang belum tercium bau nya.Cerita lucu lainya seorang nenek yang dibilang masih belum tua kepengen memasak jagung tapi ia tidak ada uang untuk membeli nya.jadi terpaksa iya mencuri nya hanya beberapa saja demi perutnya yg sudah lama tidak makan. Alhasil misi nya ketahuan dengan seorang pemilik kebun tidak senang si pemilik kebun melaporkan ke pihak yg berwajib. Hasil sidang menyatakan bahwa tersangkah di beri hukuman kurang lebih 5-7 tahun yang sedih nya di kenakan denda  lagi.Betapa gila nya kan hukam di Indonesia ini tidak sebanding dengan para korupsi yang mengambil uang Negara hingga triliunan yang hanya dikenakan hukuman 5 tahun. Kembali ke kita pemuda/mahasiswa/I  apa kita hanya bisa diam tidak ada tindakan apa pun. Apa jangan-jangan kamu pengen mengikuti jejak busuk nya mereka para koruptor itu penulis harap tidak seperti itu. Karena pemuda/ mahasiswa/i itu harapan bangsa berikan contoh yang berahlaq baik kepada diri kita dan di aplikasikan kepada siapa pun. Penulis yakin pemuda/mahasiswa/i di masa sekarang ini sudah mulai berkembang pola pikir, mereka  sudah terbukti dengan  kreasi mahasiswa/i baik dalam segi mekanik, pengembangan SDM,Sepeda motor berbahan bakar air dengan campuran bahan-bahan yang telah di teliti, Robotik contoh nya modifikasi pembuatan mobil oleh mahasiswa.
fakultas teknik usu bahkan kampus-kampus yang ada di Indonesia rata-ratanya sudah mencobanya tanggapan pemerintah bahkan presiden memberikan dukungan berupa modal untuk pengembangan kreasi mereka  dan siap melaju dalam setiap perlombaan baik nasional mau pun internasional kami siap turut mereka”. Begitu banyak kreasi mahasiswa di Indonesia ini sangat bangga kita memilikia mahasiswa yang aktif dalam hal seperti ini. Semua bisa mereka lakukan tinggal melatih kembali untuk lebih baik kedepanya. Pesan dari penulis” walau pun kita bahkan si penulis mempunya ilmu dalam bidang apapun rajin la mengulang kembali setiap saat karena mengulang hal yang sudah di pelajari itu lebih baik dari pada menunda-nunda untuk mengulangi kembali . walau gagal itu sebagai keberhasilan kamu yang tertunda maka di ulang kembali sampai anda mahir melakukanya seperti “pisau yang diasah setiap saat pasti akan tajam. Begitu juga sebaliknya semakin di ulang semakin tajam daya ingat kita butuh ketekunan dan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang memuaskan sebuah hadis mengatakan”man jana wajada”?(siapa yang sungguh-sunggu,maka akan mendapatkan) dan bangga menjadi mahasiswa. Cium tangan ibu mu jika  kamu hendak pergi kemana pun telpon dia kalaw kamu tidak bisa pulang beri kabar kepada mereka, karena ibu mu adalah harta yang paling berharga di dunia Dan ingatla setiap setetes air keringat ayah mu yang penuh dengan keihklasan demi untuk kamu anak nya. Maafkan penulis ya jika ada kata atau bahasa yang tidak sopan atau pun kurang karena kekurangan hanya milik kita dan hanya kelebihan hanya milik allah swt. Assalammualikum.