Rehia Indarayanti Sebayang : MENJADI PAHLAWAN DIDALAM KETIDAKPASTIAN


MENJADI PAHLAWAN
DIDALAM KETIDAKPASTIAN

Pahlawan, sosok menawan yang terlupakan dan dikenal untuk dikenang. Begitulah arti pahlawan saat ini bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, sosok pejuang yang tegar yang hanya menjadi angin lalu tanpa arti. Menjadi kenangan dalam sejarah pahit perjuangan. Sejak kecil kita diperkenalkan pada sosok pahlawan melalui sejarah masa lalu yang berbalut luka dan pengorbanan. Kita diajarkan untuk bersikap layaknya seorang pahlawan, berjuang tanpa pamrih membela kebenaran hingga titik darah penghabisan, tapi apakah yang terjadi saat ini di masa yang penuh dengan ketidakpastian ini? Adakah sosok yang mau berjuang membela kebenaran hingga titik darah penghabisan? Sosok yang rela mengorbankan hidup demi menolong sesama tanpa pamrih? Jawabannya mungkin ada namun tak mudah untuk menemukan segelintir orang yang memiliki sikap kepahlawanan di masa kita sekarang ini. Sesulit mencari jarum ditumpukan jerami.
Sepuluh November dinyatakan sebagai hari pahlawan, namun pada kenyataannya di Indonesia dimana diperingati suatu hal maka akan diadakan berbagai macam kegiatan untuk memeriahkan hari itu. Sama halnya dengan hari pahlawan, namun apakah makna sesungguhnya dari peringatan kecil ini? Disini pada tanggal 10 November kita seluruh masyarakat Indonesia diajak untuk mengingat kembali pahlawan-pahlawan kita, mengingat pengorbanannya untuk Indonesia. Kita diajak untuk bersyukur, mendoakan mereka yang telah berjuang untuk kebahagiaan kita sehingga Indonesia bisa  menjadi negara yang merdeka. Kita diingatkan kembali pada kerasnya pejuangan mereka agar kita sadar dan mau melanjutkan perjuangan mereka dan menjadikan Indonesia Negara yang sejahtera. Mengilhami mereka dan menjadikan mereka panutan, bukan sekedar mengenal dan mengenang mereka.
Tak hanya sekali setahun kita harus merayakan hari pahlawan, melainkan kita harus merayakannya sesering mungkin bahkan setiap hari. Bukan dengan perayaan-perayaan, tetapi dengan mendalami pengetahuan kita tentang pahlawan, tentang sejarah besar yang membuat mereka harus berjuang untuk kemerdekaan kita. Mengingat mereka dan meneladani sikap mulia mereka. Menjadikan mereka bagian penting hidup kita, bukan hanya menjadikan mereka sebagai pengetahuan yang membosankan dan dikenang pada akhirnya.
Sebagai mahasiswa yang merupakan agen perubahan bangsa, kita memiliki tanggung jawab “besar” yang harus kita laksanakan. Menjadi pahlawan perubahan yang membangun Indonesia agar menjadi lebih baik. Bagaimanakah cara kita untuk menjadi pahlawan? Apakah yang dapat kita lakukan agar disebut pahlawan? Kita tak perlu menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Karena kita adalah pahlawan, didalam diri kita tertanam jiwa pahlawan hanya saja kita tak pernah menyadarinya dan tidak percaya pada diri kita sendiri. Kita telah merasa kalah pada keadaan, terombang ambing dalam ketidak pastian, mengeluh pada keadaan yang tengah berlangsung, menyerah, dan hanya berdiam diri tanpa berani bertindak untuk berubah.
Tak perlu tubuh yang kekar untuk menjadi pahlawan, tak perlu peralatan perang untuk menjadi pahlawan, karena yang kita butuhkan hanyalah keberanian dan niat yang tulus untuk melakukan suatu tindakan perubahan. Berani menyerukan kebenaran dan memperbaiki kesalahan. Itulah sosok pahlawan sejati yang diharapkan saat ini, namun tak pernah muncul. Dimanakah pahlawan-pahlawan yang kita harapkan saat ini? Adakah diantara kita pahlawan tersebut? Jawabannya jelas ada, kita dapat menjadi pahlawan jika kita mau dan berusaha menunjukannya dengan mengilhami sikap positif seorang pahlawan.
Banyak orang yang mengganggap diri mereka pahlawan, namun dalam kenyataannya tak ada tindakan nyata yang mereka lakukan yang mencerminkan sikap pahlawan. Sebagai contoh nyata adalah tindakan para pejabat yang disebut wakil rakyat yang seharusnya menjadi pahlawan bagi rakyatnya, namun malah membuat sengsara rakyat Indonesia dengan melakukan korupsi. Akan tetapi kita tak perlu jauh-jauh menilai kesalahan orang lain karena untuk menumbuhkan sikap kepahlawanan harus dimulai dari diri kita sendiri. Menanamkan sikap pahlawan pada jiwa-jiwa muda yang masih kosong dengan bimbingan dan teladan seorang pahlawan agar berjalan dan tumbuh pada arah yang benar.
Banyak diantara kita yang belum sadar pentingnya peran pahlawan, dan tidak sedikit diantara kita yang bersikap acuh tak acuh pada sosok seorang pahlawan. Hal ini dapat kita buktikan dengan mudah. Sebagian besar mahasiswa seperti kita jika ditanya mengenai sosok “idola” maka akan muncul dengan mudah dan cepat rentetan jawaban nama orang-orang yang kita idolakan, namun bagaimana dengan pertanyaan “siapakah pahlawan yang kita banggakan?”, butuh waktu yang lebih lama untuk mendapat jawaban dari sebagian kita dan bahkan tidak sedikit diantara kita yang tak tahu harus menyebutkan nama pahlawan yang kita banggakan. Sungguh tragis memang nasib pahlawan yang terlupakan.
Mengapa hal demikian bisa terjadi? Jawabannya jelas kembali lagi kepada diri kita masing-masing. Kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia harus belajar meneladani sikap pahlawan, bekerja keras, gigih, dan bertanggung jawab. Kita harus menyadari kekurangan kita, memperbaikinya, dan melahirkan perubahan yang lebih baik. Bukan hanya mementingkan keadaan diri kita sendiri dan bersikap masa bodoh pada keadaan Negara kita saat ini, juga tidak peduli pada kehancuran sikap kita saat ini. Kita harus mulai bangkit, mengembalikan nama baik bangsa kita, nama baik kita sebagai masyarakat Indonesia dengan meneladani sikap pahlawan, yaitu jujur dan bermartabat.
Sebagai mahasiswa kita dapat memulai perubahan dari hal kecil dengan meneladani sikap pahlawan yang bertanggung jawab dan bekerja keras tanpa pamrih. Untuk menjadi pahlawan sejati kita tak harus menenteng senjata dan meneteskan darah kita. Tak perlu menjadi pemenang di medan pertempuran, tapi cukup dengan menguasai diri kita sendiri, berusaha menjadi pemenang dalam pendidikan. Dengan menunjukan prestasi yang membanggakan yang berguna untuk masa depan orang banyak  dan melakukan hal-hal positif lainnya. Bukan mencoreng nama baik kita dengan hal-hal yang tidak berguna. Kita bisa menolong sesama, jujur pada diri kita sendiri dan orang lain. Menghargai waktu dan membuat target dalam hidup kita yang harus kita capai.
Kita harus bisa menjadi pahlawan didalam ketidakpastian ini. Menjadi agen perubahan yang benar-banar mengubah Indonesia menjadi Negara yang sejahtera. Menjadi pemimpin dimasa depan dengan bekal sikap pahlawan yang tak pernah mementingkan diri sendiri. Menjadi manusia yang jujur dan bermartabat tanpa harus menyandang gelar pahlawan, namun memiliki sikap kepahlawanan yang bisa kita banggakan yang tercermin pada masing-masing kita. Menanamkan akhlak mulia pada pribadi kita dan membangun diri kita agar mampu membangun Indonesia meneruskan perjuangan pahlawan-pahlawan kita.