REFLEKSI PAHLAWAN:
BERMULA DARI ANDA
Oleh: Riki Efendi
Bicara tentang pahlawan, kita
kembali diingatkan tentang sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Saat itu, perjuangan
memperoleh kebebasan merupakan hal yang mutlak, mati-matian diperoleh dan
dipertahankan. Tentu saja kita akan mengingat tentang Bandung lautan api,
Agresi militer Belanda, dan lainnya. Semua perjuangan ini dilakukan oleh
pahlawan-pahlawan Indonesia yang gigih dan penuh perjuangan. Pahlawan yang pada
saat itu selalu gencar dicari oleh penjajah untuk dibinsakan. Namun, tidak
pernah surut melakukan perlawanan. Sebuah kisah yang heroik tentunya.
Jika kita lihat kembali
kisah para pahlawan, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwsanya pahlawan
merupakan sosok yang menggambarkan karakteristik daerahnya masing-masing,
tentunya kita berbicara tentang kebudayaan, kehidupan, dan sosial masyarakat
disekitarnya. Pahlawan yang lahir dari lingkungan yang terus tertindas, akan
melahirkan pahlawan yang menentang, kita tentu mengenal Kapitan Pattimura.
Setelah menggapai
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 dan kemudian menjalani kehidupan
sebagai bangsa yang merdeka, pergolakan tetap mengguncang NKRI pada saat itu,
dan tetap teratasi dengan perjuangan para pahlawan dalam menentang penjajahan,
kita tentu mengenal istilah, Aceh, daerah darurat republik Indonesia.
Kemudian kita dapat
menyimpulkan, pahlawan selalu muncul disetiap fase kehidupan manusia, pahwlawan
selalu penuh dengan perjuangan dan selalu berada dalam satu tujuan yang jelas, saat
itu adalah kemerdekaan Indonesia. Suatu kisah yang telah banyak kita dengar
dari buku-buku sejarah Indonesia. Tentu kita harus berterimakasih kepada para
pahlawan terdahulu, betapa mahal perjuangan mereka, tentu saja kita mengenal
pengorbanan Aceh sebagai penyumbang pesawat tempur AU Indonesia pertama.
Namun, untuk saat ini
apa yang menarik? Kenapa kita harus membaca sejarah pahlawan? Apa yang
sebenarnya mereka ingin sampaikan kepada kita tentang perjuangan meraka? Apa
yang sebenarnya harus kita lakukan untuk mengisi hasil jernih payah mereka?
Suatu pertanyaan yang harusnya kita pikirkan kembali. Perang sudah berakhir,
Indonesia sudah merdeka, dan menjadi bangsa yang menarik di mata bangsa
lainnya. Apa yang kurang untuk saat ini? Di zaman sekarang ini? Di mana
kebebasan tidak lagi dibatasi,dan bagaimana mencerdasinya?
Tentu saja pertanyaan
ini dapat dijelaksan dengan sederhana, yaitu mengisi kemerdekaan dengan
kegiatan yang mampu memajukan bangsa ini
menjadi bangsa yang bermartbat di mata dunia. Namun, sadarkah kita jika
ternyata, perjuangan itu tidaklah berhenti, perjuangan itu tetap berlanjut.
Mengisi kemerdekaan merupakan salah satu bentuk keberlangusngan perjuangan itu,
agar bangsa ini tetap memiliki pejuang dan pahlawan, dengan nama pahlawan
moderen.
Bagaimanakah pahlawan
moderen itu? Perlukah sebenarnya pahlawan moderen?. Mari kita kembali
melihat keadaan bangsa ini, setiap hari selalu ditayangkan di berbagai media
cetak dan media informasi tentang keadaan bangsa ini, setiap jamnya selalu
menayangkan berita-berita kriminal yang tidak asing lagi di telinga, seperti
pembunuhan, kasus korupsi, suap, dan lainnya menunjukkan bahwa bangsa ini
sedang sakit. Butuh pengobatan yang tepat, namun siapakah yang dapat
memberikannya? Tentu saja dia adalah sosok yang disebutkan tadi, pahwalawan
moderen.
Jika kita ambil analogi
sejarah penjajahan Belanda atas Indonesia dengan keadaan bangsa saat ini, saat
itu kondisi bangsa ini sangat menderita, rakyat tertindas, disiksa, serta
dipekerjakan secara paksa, maka bangkit suatu bentuk perlawanan kepada penjajah
untuk pergi dari bumi Nusantara. Saat ini, dengan keadaan yang hampir sama,
bangsa ini menderita, kesakitan atas penyakit yang tidak kunjung selesai, maka
sudah sepatutnya muncul sosok pergerakan yang dikoordinir oleh para pahlawan,
agar mampu membawakan kesejahteraan kepada bangsa ini. Maka sudah tidak perlu
kita ragukan, bangsa ini butuh sosok pahlawan.
Bagaimana caranya
menjadi sosok pahlawan saat ini? Mudah saja, pertama. Membaca, dalam artian
menganalisis mayarakat, mengamati kejadian yang terjadi, dan menyimpulkannya.
Kedua, tebar nilai. Saat kita menyakini bahwa bangsa ini butuh
perbaikan-perbaikan dari para pahlawan moderen, maka kita harus mencoba
mengajak oranglain untuk mendukung hal ini. Agar tercipta suatu kepribadian
yang peduli, peka, dan ambil bagian dalam partisipasi dalam upaya memperbaiki
bangsa ini.
Ketiga, kita harus
mampu memimpin setidaknya diri sendiri dan berjani untuk menjadi lebih baik
dari hari kemarin. Juga mencoba untuk membentuk kelompok-kelompok yang seide
dengan kita dan terus bergerak untuk melakukan perjuangan tersebut. Keempat,
jadilah teladan yang baik. Teori tanpa didukung praktik terasa hambar. Begitu
pula dengan hal ini, kemampuan kita untuk menyampaikan nilai-nilai jika tidak kita
sendiri menjalankannya, maka tidak akan sekuat saat kita menjadi teladannya.
Dalam hal ini, kita tidak hanya beretorika saja, namun juga bertindak.
Dengan
tahapan yang sederhana ini, diharapkan kita dapat menjadi sosok pahlawan
moderen era baru. Pahlawan tidak berarti haru mengangkat senjata, namun
pahlawan adalah orang yang mengambil peran dalam perbaikan bangsa ini, agar
menajadi bangsa yang maju dan bermartbata di mata dunia. Dengan pengetahuan
ini, diharapkan, kita sudah mempunyai modal pahlawan dalam diri kita, tinggal
keberanian untuk mengaplikasikannya sebagai bentuk refleksi pahlawan terdahulu.
Amin