RISMAYANTI MARPAUNG: Si KUAT Mengelilingiku


Si KUAT Mengelilingiku

Setiap orang mempunyai persepsi tersendiri dengan peristiwa itu. Ada yang bercerita peristiwa itu penuh dengan ledakan mariam dimana-mana. Peristiwa itu lengkap dengan suara tangis bayi dan jerit pilu manusia tak berdaya. Peristiwa itu dilumuri pekik pahit ibu yang kehilangan anaknya. Semua tergabung dalam satu persepsi, peristiwa yang teramat pahit.
Ya, peristiwa dimasa penjajahan. Berawal dari kilas balik peristiwa pahit ini kita mulai mengenal sosok-sosok yang wajib dikenang. Saksi dari kelabat sengit antara rakyat bangsa dengan tentara sekutu yang meluluhlantakkan negeri kita ini. Negeri yang tunduk pada tuannya. Namun semua luka itu tidak selamanya. Mulai pudar perlahan seketika para sosok-sosok itu tak lagi diam. Mereka datang meski hanya menorehkan sedikit senyuman anak bangsa. Namun itu yang dinanti-nanti negeri kita pada waktu itu. Mereka adalah pemuda-pemuda dengan tangan-tangan pahlawan. Mereka yang menjadi penggerak perubahan dan membawa bangsa kita keluar dari peliknya hidup dijajah.
Ketika sang penghancur luntang dari bangsa ini pun, bangsa kita tidak lantas hidup nyaman seperti yang menjadi harapan rakyat pada saat itu. Kemerdekaan yang didapat itu jatuh bangun, terombang ambing diantara para penjajah. Indonesia bagaikan bola operan yang siap dimainkan, tanpa peduli apakah bola tersebut akan kempis ataukah bocor seketika. Namun, lagi-lagi sosok-sosok itu menjadi yang pertama menerobos masalah pelik jatuh-bangunnya kemerdekaan yang didapat. Keluarga, harta dan nyawa bukan masalah serius untuk dipertaruhkan. Hidup bangsa ini menjadi hal penting bagi mereka.
Meski nafas tersengal pahit, meski langkah mulai gontai tak terarah, meski suara parau menyendat tenggorokan, meski wajah berlumur darah, bukanlah penghalang bagi mereka untuk menggengggam bumi pertiwi ini. Dan semua usai dengan kemenangan ditangan. Kita bebas.
Lewat sekelumit kenangan itulah kita mulai mengetahui apa itu pahlawan, sosok seperti apakah pahlawan itu dan bagaimana karakter seorang pahlawan. Jiwa pahlawan itu sebagai sosok penyelamat, hingga kini tetap dikenang bangsa kita. Meski telah hilang, namun nama dan jasa itu takkan pernah musnah.
Walaupun sosok pahlawan itu sudah tidak ada saat ini, kita tidak akan pernah kehabisan sosok-sosok itu. karena bangsa kita telah dipenuhi oleh pahlawan-pahlawan baru dengan jiwa-jiwa baru. Meski dengan sosok yang berbeda, mereka tetap dengan karakter yang sama. Pahlawan-pahlawan yang bagaimanakah itu. Apakah pahlawan masa kini juga menggenggam bambu runcing?
Kerap kali orang beranggapan bahwa pahlawan adalah sosok legendaris yang diasosasikan sebagai seorang prajurit atau pejuang lainnya.
Pahlawan sering dikaitkan dengan keberhasilan dalam prestasi gemilang dalam bidang kemiliteran. Pernyataan-pernyataan ini bisa mempersempit pemahaman kita untuk meninjau lebih jauh sosok-sosok pahlawan masa kini.
Sebagian dari kita juga beranggapan bahwa pahlawan adalah mereka yang memiliki jiwa-jiwa pemuda, yang mampu melakukan perubahan lebih baik bagi bangsa kedepannya dan rela berkorban untuk negara. Jika kita berangkat dari pemikiran ini, tentu yang terlintas dan menyesaki otak kita saat ini, pahlawan adalah orang yang memberikan kontribusi besar untuk negara ini. Jika kita refleksikan ke masa kini, tentu kita akan memandang hanya pejabat-pejabat tinggi dan pemuda-pemuda berpendidikan yang pernah  tertanam di bumi pertiwi inilah yang disebut pahlawan.
Lantas, apakah hanya mereka dipandang menjadi seorang pahlawan. Lalu, apakah sebenarnya arti pahlawan itu. Mulailah untuk berangkat lewat pengertian ini. Pahlawan adalah mereka yang mampu memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dengan tulus dan ikhlas. Melalui pengertian ini, begitu banyak yang bisa menjadi seorang pahlawan bukan? Termasuk kita sendiri.
Seorang pahlawan tidak mesti seorang pemuda. Seorang pahlawan tidak didedikasikan dengan pengalaman perangnya. Seperti pernyataan Zimbardo seorang penulis buku The Heroic Imagination Project. Dalam bukunya ia mengatakan.
Kita tidak perlu ‘berkelahi’ untuk menjadi pahlawan, tapi kepahlawanan bisa diraih dengan cara damai. Kepahlawanan seseorang tidak selalu bersifat luar biasa, tapi bisa ditampilkan kapan saja ketika dibutuhkan. Pahlawan adalah mereka yang bersungguh-sungguh melakukan sesuatu. Semua orang bisa menjadi pahlawan.
Melalui ungkapan itu, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Pahlawan adalah sosok jiwa manusia dengan karakter
K         : Keras dalam niat. Mereka yang bertindak dengan selurus-lurus niat.
U         : Usaha dengan sepenuh-penuh hati.
A         : Akal. Bertindak dengan sejernih-jernih akal
T         : Tekad dalam sesungguh-sungguh raga

Ketika dahulu sang pahlawan memegang bambu runcing di tangan. Pahlawan masa kini juga tetap memegang bambu di tangan, bahkan jauh lebih banyak.Untuk direalisasikan menjadi bahan konstruksi bangunan  mewah masa kini. Mereka adalah Arsitek bangsa. Mereka pahlawan yang berpikir keras dengan sejernih-jernih akal untuk sebuah perubahan baru dalam bangunan-bangunan Indonesia. Tangan-tangan mereka yang melahirkan seni yang elok kita pandang di rumah kita. Sudahkah kita ingat mereka di hari ini.
Ketika dahulu seorang pahlawan mempertahankan kemerdekaan dengan sesungguh-sungguh raga walaupun dengan cara merebut senjata para penjajah, sekarang pahlawan kita bertindak dengan selurus-lurus niat menemukan senjata-senjata tercanggih yang memukau mata dan menarik perhatian dunia. Tangan-tangan merekalah yang menjadikan teknologi canggih masa kini. Sehingga segalanya menjadi mudah. Pahlawan ini berjuang lewat medan perangnya sebagai ilmuan bangsa. Bekerja dengan sejernih-jernih akal untuk sebuah keharuman nama bangsa di dunia. Sudahkah kita sapa mereka hari ini.
Jiwa-jiwa pahlawan bisa dipertahankan di masa kini. Bahkan sosok pahlawan di masa kini jauh lebih banyak. Mereka adalah pahlawan-pahlawan yang memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi orang lain. Kontribusi itu bukan saja hal-hal berhubungan langsung dengan negara ini akan tetapi seseorang yang menggeluti pekerjaannya dikerjakan dengan sepenuh hati, selurus-lurus niat, sejernih-jernih akal, sesungguh-sungguh raga, merekalah pahlawan masa kini. Kita bisa temukan pahlawan bangsa ini di sekitar kita.
Pernahkah kita sadari jika dalam satu hari saja para penyapu jalanan tidak masuk kerja, negara ini telah tenggelam dengan busuknya sampah kota. Sang penyapu jalanan dengan karakter KUAT nya menjadi sosok pahlawan besar dalam bangsa ini. Pekerjaan mulia yang tidak bisa dipegang oleh sembarang orang. Karena hanya mereka yang mampu tenggelam dalam pekerjaan ini dengan sepenuh-penuh hati mengalahkan kejamnya pekerjaan ini. Mereka adalah sosok keras pahlawan sebenarnya.
Ketika kaki kita berat melangkah meski hanya sejengkal jalan, siapakah orang pertama yang kita cari menjadi solusi masalah ini. Ya, tukang becak dayung pinggiran jalan, dengan topi usang dan kaos oblong lengkap dengan lubang sana-sini, menggayuh pedal sepedanya dengan nafas tersengal dan bulir keringat di dahi. Mereka yang menjadi solusi pertama mengatasi problem yang kita hadapi. Demi beberapa lembar rupiah menghidupi orang yang mereka cintai, panasnya matahari terasa sejuk di badan. Mereka para pahlawan masa kini menjiwai karakter KUAT itu dengan jalanan menjadi medan perangnya. Sudahkah kita tahu kabar mereka hari ini.
Hari ini aku galau, imanku tidak karuan. Karut marut sana sini. Teringat sedikit kata-kata ini. Problem umum di kalangan pemuda yang butuh penerangan jiwa. Siapa yang kita hubungi mengatasi masalah ini. Ya, sang Murabbi idaman. Mereka  yang senantiasa membantu kita mengisi kegalauan ini dengan cinta Ilahi. Ribuan langkah mereka tempuh, bahkan pelosok negeri pun mereka sambangi. tak mengenal jemu. Senyum manis mereka menutupi rasa lelahnya. Sesungguhnya kita  tahu, mereka melakukannya dengan selurus-lurus niat dan sepenuh-penuh hati. Demi menyampaikan firman Allah.
Pahlawan yang bermedan perang di lapangan. Sosok-sosok polisi yang sepenuh jiwa melakukan pekerjaan ini. Ia dengan masalah yang bersembunyi dibalik badan tegapnya. Tapi tetap profesional mengayomi kita. Ia yang bekerja dengan selurus-lurus niat. Sudahkah kita menyungging senyum untuknya hari ini.
Senjata mereka adalah jarum. Pahlawan yang satu ini digelimpangi sosok-sosok tak berdaya .Harus siap dipanggil kapan saja. Siaga dengan kode etiknya. Ia adalah dokter. Ia bekerja dengan sepenuh-penuh hatinya.
Ada lagi pahlawan yang tak kalah hebatnya. Ia juga berkontribusi besar dalam bangsa ini. Dengan sampan kecilnya terombang-ambing di atas air laut. Pahlawan yang bersahabat dengan jala ikan jaring-jaring itu di bawah bentangan terik matahari. Pahlawan ini yang bekerja dengan sesungguh-sungguh raganya. Melalui tangan-tangannyalah ikan itu kita beli di pasar hingga kita lihat di atas meja. Sudahkah kita sampaikan salam untuk mereka.
Sosok pahlawan ini punya derajat paling tinggi di hati kita. Mereka pahlawan yang utama dengan pengorbanan tiada tara. Mereka memancarkan sinar mata redupnya dan menatap kita penuh kelembutan. Mereka yang menjaga kita dengan sepenuh-penuh jiwa. Mereka yang memenuhi semua permintaan kita dengan sesungguh-sungguh raga. Mereka berusaha menjawab setiap pertanyaan kita dengan sejenih-jernih akal. Mereka adalah orang tua kita. Ayah dan Ibu dengan selurus-lurus niat menjadi sosok sempurna untuk kita. Tidak akan terputus rasa sayangnya untuk kita dengan rintangan apapun. Mereka yang bekerja keras untuk masa depan kita. Mereka yang menggenggam tangan kita penuh dengan cinta. Sudahkah kita mengungkapkan rasa cinta kita untuknya.
Begitu bertaburnya pahlawan kita di bangsa ini. Kita bisa memandang di sekitar kita dan menyadari sebuah kenyataan bahwa kita telah hidup di tengah-tengah pahlawan bangsa. Tidak hanya orang-orang tersebut saja, namun masih banyak lagi termasuk seorang presiden, pejabat negara, diplomat, guru, petani, nelayan, hakim, orang-orang yang bergelut dalam parlemen dan masih banyak lagi. Merekalah sosok pahlawan itu. Mereka yang melakoni profesinya dengan selurus-lurus niat, sepenuh-penuh hati, sejernih-jernih akal, sebenar-benar jiwa, dan sesungguh-sungguh raga. Mereka semua sosok-sosok pahlawan masa kini.
Adakah karakter KUAT itu ada padamu, kawan? Jika ada, kau pun pahlawan dengan profesi yang kau geluti sekarang.