: Shinta Agnesia: Cerminan Pahlawan Masa Kini


Cerminan Pahlawan Masa Kini
                  
Periodisasi sejarah dalam mengenal hari Pahlawan diawali dari Sumpah Pemuda (diperingati setiap 28 Oktober), Kebangkitan Nasional (dikenang setiap 20 Mei), Proklamasi Kemerdekaan (dirayakan setiap 17 Agustus), Peristiwa Heroik di Surabaya (diperingati sebagai hari Pahlawan setiap 10 November). Rentetan peristiwa itu, memberikan kausalitas dalam peristiwa sejarah Indonesia yang harus dipahami esensinya secara utuh.
Pada peristiwa heroik 10 November 1945 di Surabaya yang menelan banyak jiwa untuk mempertahankan wilayah Surabaya dari ekspansi Sekutu dan Nica. Betapa kuatnya perjuangan masyarakat Surabaya, masyarakat Indonesia mengapresiasi perjuangan Surabaya dengan mengangkatnya sebagai hari Pahlawan Nasional yang bertujuan membangkitkan kembali semangat pahlawan dahulu sabagai teladan untuk generasi penerus bangsa ini. Peringatan itu, hanya diisi dengan upacara dan menaburkan bunga di makam pahlawan, tanpa memberikan refleksi esensi hari Pahlawan itu secara benar. Ritual itu, hanya dilaksanakan oleh siswa di sekolah, instansi pemerintahan dan swasta, tetapi untuk mahasiswa malah tidak ada ritual apa-apa, hanya segelintir departemen atau jurusan, organisasi memperingati hari Pahlawan melalui berbagai acara seperti melakukan seminar, diskusikan dan lain sebagainya, itu pun, belum tentu memberikan kontemplasi kesadaran dari hari pahlawan itu sendiri. Ironis sekali hati pahlawan yang telah berbaring di liang kubur medengar hal itu. Betapa kecewanya pahlawan negara ini, semangat perjuangan yang dipertaruhkannya tidak dapat diregenerasikan supaya menjadi penerus bangsa yang bersemangat tinggi dan berjiwa pejuang yang menggebu-gebu demi bangsa dan negara sesuai dengan posisinya.
 Pahlawan bukanlah suatu gelar yang diberikan kepada sesorang yang telah meniggal dalam perang saja. Tetapi, pengertian kata pahlawan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah orang yang menonjol karena keberanian  membela yang benar. Pemahaman pahlawan sediri di era masa kini tidak dapat digunakan dari paradigma yang sesempit itu, mealinkan harus ditarik secara luas sesuai dengan perkembangan zaman.
Dewasa kini kata pahlawan yang digunakan masyarakat umum diberikan bagi seseorang atau kelompok yang pemberani, rela berkorban, dan tegas demi kebaikan. Oleh sebab itu, banyak istilah pahlawan diberikan di era modern ini. Seperti pahlawan keluarga yang diberikan kepada orang tua yang berkerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang tidak mengenal kata lelah. Pahlawan devisa yang diberikan kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berjuang berkerja sampai ke luar negeri demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Pahlawan tanpa tanda jasa yang lumrah diberikan kepada guru yang mendidikan tanpa meminta balas jasa. Seorang bidan yang berada di pendalaman yang rela naik-turun gunung membantu masyarakat pendalaman bersalin dan mengobati, seorang tukang penyapu jalanan yang tidak kenal kata lelah membersihkan jalan raya, mereka semualah  merupakan pahlawan masa kini yang memiliki semangat tinggi sesuai dengan posisinya. Namun, negara ini belum mendapatkan pahlawan yang anti korupsi. Melihat dari kacamata pemerintahan zaman kini, yang harus dihapuskan adalah penjajah bangsa sendiri yaitu koruptor. Seharusnya koruptor bercermin kepada pahlawan yang berkerja keras membela kebenaran bukannya tinggal merompok hak orang lain. Hal inilah, membuat bangsa ini tidak maju karena tidak menghargai sejarah seperti pernyataan Soekarno, “Jangan sekali-sekali melupakan sejarah (Jasmerah) karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya”. Seandainya koruptor bercermin dari pernyataan Soekarno, menghargai sejarah dengan membangkitkan kembali semangat perjuangan pahlawan yang tidak mencuri melainkan rela berkorban, pasti tidak akan ada lagi korupsi di negara ini dan Republik Indonesia berkembang menjadi negara maju.
Ritual hari pahlawan ini, menjadi refleksi pemuda terkhusus mahasiswa agar membuka mata, telinga dan hati bahwa esensi pahlawan harus dimiliki dalam menghadapi segala masalah yang menghadang. Negara ini pun membutuhkan sosok pahlawan dalam pemerintahan yang tidak korup melainkan mau berkorban dalam segala hal demi kemajuan bangsa ini. Teruslah berjuang menjadi pahlawan sesuai dengan posisinya maka akan lahir sosok pahlawan sesuai dengan zaman.